Kamis, 16 Februari 2017

Cara Membuat Kue Cubit Resep Enak dan Empuk
Resep Kue Cubit Enak dan bertekstur empuk bisa juga dibuat secara sederhana tanpa mixer. Kue basah ini adalah salah satu dari aneka jajanan pasar tradisional sebagai cemilan sederhana yang populer di beberapa daerah seperti yang sering didagangkan abang-abang di daerah Jakarta dan Bandung. Resep kali ini merupakan sebuah cara mudah yang cukup sederhana untuk menghasilkan kue cubit dengan cita rasa yang enak, empuk dan mengembang.

Saat ini kue cubit menjadi semakin populer karena telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan sentuhan tangan-tangan kreatif sehingga baik rasa maupun tampilan bentuk dan warna-warninya tak kalah menarik dengan kue-kue basah modern lainnya.

RESEP KUE CUBIT ENAK DAN EMPUK 
Banyak variasi yang bisa kita kembangkan dalam cara membuat kue cubit enak dan empuk dengan menggunakan adonan dasar berikut ini. Kita dapat menggunakan cetakan dalam berbagai bentuk, mengkreasikan aneka topping dan selain itu kita juga bisa mengkombinasikan adonan dengan aneka rasa sesuai selera. Salah satunya adalah dengan tinggal menambahkan bubuk green tea atau coklat dalam adonan untuk resep membuat kue cubit rasa green tea atau kue cubit coklat bahkan mungkin macam-macam rasa lainnya.

Kreasi kue cubit enak lainnya ada di Resep Kue Cubit Green Tea dan Red Velvet.
Bahan-bahan adonan dasar kue cubit :
  • 3 butir telur
  • 100 gram gula pasir
  • 100 gram tepung terigu
  • 100 gram margarin, lelehkan
  • 1 bungkus vanili bubuk
  • ¼ sdt soda kue
  • ½ sdt baking powder
  • keju parut dan coklat meses secukupnya
dongeng cinderella putri berhati mulia
Dongeng cinderella
Dahulu kala, tinggallah seorang gadis cantik bersama 2 orang kakak dan Ibu tirinya. Sejak ayah kandungnya meninggal, ia diperlakukan seperti seorang pembantu. Dipaksa untuk menuruti segala permintaan ibu dan kedua kakak tirinya. Meskipun begitu, Cinderella tetaplah seorang gadis yang baik hati, ia tetap menyayangi kedua kakak dan ibu tirinya. Suatu hari istana akan mengadakan pesta dansa. Undangan pun disebar hingga ke pelosok desa. Pesta dansa ini bertujuan untuk mencari gadis yang akan menjadi permaisuri pangeran. Mendengar kabar gembira itu, kedua kakak tiri Cinderella sangat bahagia. “ibu, tolong pilihkan aku gaun yang paling cantik untuk menghadiri pesta dansa di istana malam nanti” ujar kakak sulung. “aku juga bu, belikan aku gaun yang baru. Aku tak ingin pangeran kecewa saat berdansa denganku” timpal kakak kedua. Mendengar puterinya berceloteh ria, ibu menjawab “tentu saja, ibu akan memilihkan baju yang bagus untuk pesta nanti malam”. Cinderella yang sedang menyapu terlihat sangat bahagia, dalam hatinya ia juga ingin pergi ke pesta dansa di istana, ia pun berkata kepada Ibu tirinya “Ibu, tolong ijinkan Aku untuk pergi ke pesta dansa, aku tidak butuh gaun baru. Cukup ijinkan aku saja bu”. Ibu dan kedua kakak tirinya sangat kesal dan memarahi Cinderella. Sang ibu berkata “tidak bisa, kau di rumah saja”. Mendengar itu, Cinderella pun terdiam. Harapannya untuk bertemu pangeran gagal. Meskipun begitu ia tetap ikhlas menjalani perlakuan ibunya. 
Hingga tibalah waktu pesta dansa. Ibu dan kedua kakak tirinya sudah bersiap pergi ke istana. Mereka memakai gaun terbaik dengan sepatu dan dandanan yang cantik. Sedangkan Cinderella hanya bisa menatap kepergian mereka dari balik jendela. Ketika Cinderella sedang bersedih, tiba-tiba terdengar suara wanita cantik “tenanglah Cinderella, kau akan mengikuti pesta dansa malam ini. jangan khawatir, aku yang akan membantumu”. Cinderella terkejut “kau siapa?”. Wanita cantik itu menjawab pelan “aku peri kahyangan, kemarilah”. Dengan senyum yang menawan, peri itu memutar-mutar tongkatnya di depan Cinderella. Seketika Cinderella berubah seperti seorang putri kerajaan. Ia memakai gaun yang bagus, mahkota emas, wajah yang cantik jelita, serta sepasang sepatu kaca. Cinderella pun nampak bahagia “terimakasih peri. Tapi bagaimana caranya agar aku bisa pergi ke istana itu? Aku tidak punya uang untuk menyewa kereta” ujar Cinderella. Dalam sekejap, peri cantik itu menghadirkan pengawal dan kereta kuda untuk Cinderella. “kau bisa menaiki kereta kuda ini. ingat, pengaruh sihir ini akan hilang saat tengah malam”. ( cerita by dongengterbaru.blogspot.com ) Mendengar itu, Cinderella pun mengangguk dan segera menuju ke istana.


melihat kecantikan Cinderella. Bahkan ibu dan kedua kakak tirinya tidak berhasil mengenalinya. Pangeran pun jatuh cinta, ia mengajak Cinderella berdansa. Cinderella sangat bahagia. Tiba-tiba lonceng tengah malam melengking “aku harus pergi pangeran” ujar Cinderella. “tunggu putri, siapa namamu?” jawab pangeran yang berlari mengejar Cinderella. Tanpa disengaja, sepatu kaca Cinderella terlepas sebelah di teras istana. Sepatu kaca itu akhirnya di ambil oleh pangeran. Dalam hati ia berjanji akan mencari sang putri pemilik sepatu kaca itu.
Keesokan harinya, pangeran bersama pengawal pergi hingga ke pelosok negeri, namun tak ada gadis yang cocok dengan sepatu kaca itu. Hingga tibalah pangeran di rumah Cinderella. Kedua kakak tirinya sangat girang mendengar kedatangan pangeran “berikan padaku, aku akan mencoba sepatu kaca itu” sahut dua kakak tiri Cinderella bersamaan. Namun, ternyata sepatu kaca itu tidak cocok dengan mereka. Tiba-tiba Cinderella berkata “biar aku mencobanya pangeran”. Pangeran menjawab “silahkan nona”. Melihat hal itu ibu tiri berkata “Cinderella, memalukan sekali kau”. Singkat cerita, Cinderella mencoba sepatu kaca itu dan cocok di kakinya. Pengeranpun merasa gembira dan berkata “kaulah putri yang selama ini aku cari”. 
Cinderella pun akhirnya dibawa oleh pangeran ke istana dan mereka hidup bahagia.

Konsep Cinta dan Kasih Sayang dalam Ajaran Agama Islam

Kasih sayang merupakan salah satu kesempurnaan yang ada pada diri manusia. Dengan rasa kasih sayang, seseorang dapat merasakan penderitaan yang dirasakan oleh orang lain. Dan dengan rasa kasih sayang tersebut mereka berusaha untuk menghilangkan penderitaan yang dirasakan oleh orang lain. Tanpa rasa kasih sayang manusia akan turun derajatnya sehingga setara dengan hewan. Bahkan lebih buruk dari hewan, karena hewan masih memiliki rasa kasih sayang seperti seekor induk ayam rela mengerami telur-telur hingga menetas. Ketika telah lahir, anak-anaknya pun tidak dibiarkan begitu saja. Mereka diajari untuk mencari makan, bertahan untuk hidup, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kekejaman merupakan kemunduran dari fitrah manusia dan merosotkan kedudukannya ke tingkat nafsu hayawaniyah (hewani) dan bahkan lebih jauh lagi ke tingkat benda yang tidak berkesadaran dan tidak bergerak.

Merupakan suatu yang tidak dapat dipungkiri bahwa sifat ini dapat membuat orang turut serta merasakan penderitaan orang lain, turut merasa gembira bila melihat orang lain senang yang dapat mempersatukan individu manusia menjadi satu tubuh, satu hati, dan satu semangat. Apabila sifat ini telah tertanam dalam jiwa seseorang, maka betatapun besarnya kesulitan yang dihadapi tentu dapat teratasi. Tetapi sebaliknya, betapapun bagus dan rapinya sistem pemerintahan yang ada di dunia ini tidak akan banyak manfaatnya jika tidak didasari dengan rasa kasih sayang.

Sebagai agama, Islam mengakui adanya prinsip-prinsip kemanusiaan. Manusia bukanlah malaikat yang selalu berbuat kebaikan. Dan manusia juga bukan syetan yang selalu melakukan dan mengajak kepada hal-hal yang buruk. Akan tetapi, manusia adalah makhluk yang memiliki daya tanggap dan perasaan, mempunyai keinginan, hasrat dan harapan.

Konsep Cinta dan Kasih Sayang dalam Ajaran Agama Islam 02
Ungkapan dan ekspresi kasih sayang adakalnya nampak formal dan adakalanya tidak terlihat (abstrak) karena kasih sayang adalah cerminan dan refleksi hati. Kasih sayang bukanlah rasa kasihan tanpa disertai akal pikiran yang sehat (rasional) dan bukan pula rasa kasihan tanpa mengindahkan keadilan dan ketertiban. Bukan kasih sayang yang membabi buta, tanpa batas sehingga menyepelekan norma dan tanpa dasar ajaran yang jelas. Kasih sayang justru merupakan ungkapan perasaan yang wajib mengindahkan dan menghargai kewajiban tersebut di atas.[1]

Idealitas kasih sayang yang dituntut oleh agama ialah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Beliau telah mengajarkan bahwa ukuran kasih sayang optimal yang semetinya diberikan kepada makhluk Allah adalah seperti kasih sayang pada diri sendiri. Sebaliknya jika kasih saying pada diri sendiri tidak berbanding lurus dengan kasih sayuang pada orang lain, Rasulullah menilainya dengan sebutan “tidak beriman”. Dengan demikian, kualitas keimanan menunjukkan kepekaan rasa untuk mengasihi orang lain.[2] Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ[3]

Bentuk kasih sayang Rasul sangat terlihat dari keseharian beliau. Dalam suatu hadis yang diriwiyatkan oleh Abu Hurairah ra. Nabi bersabda:

حدثنا أبو اليمان: أخبرنا شعيب، عن الزُهري: حدثنا أبو سلمة بن عبد الرحمن: أن أبا هريرة رضي الله عنه قال:
قبل رسول الله صلى الله عليه وسلم الحسن بن علي وعنده الأقرع بن حابس التميمي جالساً، فقال الأقرع: إن لي عشرة من الولد ما قبلت منهم أحداً، فنظر إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم قال: من لا يرحم لا يرحم[4]

Tampak jelas rasa kasih sayang atau cinta Rasul yang pada konteks hadis tersebut ditujukan kepada Hasan bin Ali ra. cucu beliau. Ini merupakan suatu pelajaran bagi sahabat Aqra’ bin Habis, karena ia tidak pernah mengekspresikan rasa kasih sayangnya kepada sepuluh anaknya. Sehingga nabi menyimpulkan bahwa orang yang tidak mengasihi orang lain maka ia tidak akan dikasihi. Pernyataan ini memiliki makna yang sangat luas. Manusia sebagai makhluk sosial harus memiliki rasa kasih sayang kepada setiap makhluk yang ada di muka bumi. Sangat aneh kemudian jika ada orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang dalam dirinya, karena setiap hari ia pasti berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu manusia yang lain, hewan, atau tumbuhan. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi setiap individu untuk memupuk rasa kasih sayang dalam diri agar senantiasa terjadi hubungan timbal balik yang baik antar sesama makhluk.

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي قَابُوسَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ[5]

“Para pengasih akan dikasihi oleh Allah Yang Maha Pengasih, Mahasuci, dan Mahatinggi. Kasihilah makhluk yang ada di muka bumi, niscaya yang ada di langit (malaikat) akan mengasihi kalian.”

Dalam buku Nasaihul ‘Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan makhluk yang ada di muka bumi itu tidak hanya manusia, tetapi juga termasuk binatang yang kita tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Kita dianjurkan untuk mengasihi sesama manusia juga makhluk hidup lainnya dengan memberikan kasih sayang dan mendoakan mereka supaya mendapat rahmat Allah serta ampunan-Nya. Dengan begitu, malaikat yang ada di langit, yang jumlahnya lebih banyak daripada penduduk bumi akan mengasihi kita.

Namun, kita tidak diperkenankan untuk mendoakan seluruh kaum muslim supaya diampuni seluruh dosanya. Begitu pula kita dilarang mendoakan seorang yang sangat fakir agar memperoleh uang sebanyak 100 dinar, sementara tidak ada jalan atau upaya yang mudah baginya untuk bisa meraih uang tersebut, dengan mengatakan bahwa itu termasuk bentuk kasih sayang terhadap sesama makhluk, sebab yang demikian jelas bertentangan dengan nash-nash syara’.[6]

Selanjutnya, yang menjadi hal yang menjadi titik tekan adalah korelasi antara iman dan kasih sayang atau cinta. Dalam suatu teks hadis yang berbunyi:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ[7]

Artinya: “Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga Aku lebih dicintai olehnya dibanding anak, orang tua, dan manusia lainnya.” (HR. Muslim)

a) Mencintai Allah

Dapat kita peroleh informasi bahwa kesempurnaan iman seseorang ialah ketika ia mampu memberikan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada selain beliau. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh cinta Ilahi ialah dengan menumbuhkan cinta dengan benar-benar beriman kepada Allah.[8] Keimanan yang sesungguhnya adalah keimanan yang mampu menggerakkan kesadaran baru kepada suatu tindakan, sikap dan perilaku yang mendatangkan ridha Allah. Cinta akan tumbuh dari rasa percaya (iman) sebagai benih cinta tersebut. Ketika rasa cinta kepada Allah telah bersemayam dalam hati, secara otomatis cinta kepada makhluk-Nya pun akan muncul dengan sendirinya. Cinta seorang hamba kepada Allah dapat diketahui dengan bagaimana cara ia berbakti kepada-Nya.

Tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah adalah sebagai berikut:

1) Ia senantiasa mengikuti ajaran-ajaran Nabi Muhammad, karena dengan demikian berarti ia telah mencintai Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ali Imran: 31, yang artinya: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2) Ia senantiasa ikhlas dalam mematuhi segala perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya, karena ikhlas merupakan ruhnya ibadah. Cinta kepada Allah memerlukan pengorbanan yang betul-betul ikhlas, yakni tidak merasa berat dalam mengabdikan diri (beribadah) kepada-Nya. Cinta kepada Allah merupakan nyawanya iman dan merupakan syarat sahnya iman.[9]

fakta fakta daniel padila dipangako sayo

Siapa yang tak mengetahui tentang serial drama Filipina  Pangako Sa’yo , Banyak yang menyukai dengan drama ini yang kini tayang di stasiun ...